Wednesday, May 1, 2019

Our One Night Stand (?) [21+]

Uhm, aroma apa ini? Pikirku saat ku mencium pergelangan tanganku sendiri seusai melepaskan baju ketika hendak mandi pagi. Aku ingat-ingat kembali apa yang telah terjadi. Padahal setiap malam aku hanya terlelap. Aku ingat-ingat kembali sekali lagi. Hmm, ohya, semalam kau disampingku. Aku pandangi sekeliling kamar mandi ini. Tampak lebih luas, bersih, dan wangi. Tidak seperti kamar mandi kost murahku yang sempit, sedikit pesing, dan menjijikkan. Dan hey, ternyata aku berada di sebuah hotel. Jadi, dari semalam aku di hotel bersamamu? Terlelap di sampingmu? Lalu apa yang telah kau lakukan hingga tubuhku tak tercium aroma tubuhku sendiri? Apakah kau telah mendekapku erat seerat-eratnya? Atau aku yang mendekapmu erat seerat-eratnya bak orang yang ketakutan akan terjatuh atau terlepas dari genggaman? Katakan! Apa yang telah kita lakukan? Mengapa aku baru menyadari bahwa pagi ini aku masih berada disini?

Apakah semalam aku tengah mabuk? Ataukah dirimu yang tengah mabuk? Atau memang kita berdua yang tengah mabuk? hingga tak sadar kita masuk ke dalam kamar yang bukan berukuran 3x3m seperti kamar kost-mu ataupun kamar kost-ku. Tapi di kepalaku terngiang-ngiang dentuman keras musik yang biasa dimainkan DJ di club malam, juga gemerlap lampu warna-warninya.

Sebentar, sebentar, aku hampiri cermin wastafel yang menyatu dengan kamar mandi ini. Aku memandangi seluruh tubuhku sendiri. Aku dekatkan tubuhku ke cermin wastafel itu. Sial, apa ini? Apa yang ada di leherku ini? Mengapa leherku penuh dengan bercak-bercak merah? Katakan! Apa yang telah kau lakukan? Apa yang telah kau lakukan pada leherku? Mengapa menyisakan bercak-bercak jelek ini? Ah, mengganggu estetika saja. Pasti akan susah hilang. Sama seperti bekas jerawat yang menyebalkan yang hilangnya membutuhkan waktu berminggu-minggu atau membutuhkan perawatan laser yang bisa menghabiskan banyak biaya. Tapi sebentar, kalau untuk bercak-bercak ini, apakah hilangnya akan sesusah itu? Semoga tidak. Dan semoga orang-orang di sekitarku tidak menyadari keanehan yang ada di leherku ini. Jadi, apa yang telah kau lakukan? Apa yang telah aku lakukan? Apa yang kita lakukan semalam?

Tapi ngomong-ngomong, aroma tubuhmu harum juga. Aku malah jadi berkali-kali mencium aroma tubuhmu yang menempel di tubuhku ini. Ah sialan, mengapa aku malah jadi mabuk kepayang kepadamu? Dalam hati seketika ku berdoa, semoga Tuhan mengampuni apa yang telah terjadi. Semoga Tuhan memaklumi kekhilafanku semalam. Tapi sekaligus berharap, semoga akan ada malam-malam selanjutnya untuk aku bisa mendekapmu lebih erat dan semakin erat lagi.

No comments:

Post a Comment